Alasan Mengapa Software Harus di Engineering (Rekayasa)
Nama : Lailatul Maghfiroh
NIM : 23102017
Prodi : S1 Informatika
Tugas : RPL 1
- Ditanya =
- Dijawab =
1. Tidak Berwujud (Intangible)
Software adalah entitas logis, bukan fisik. Tidak ada proses
produksi fisik seperti pencetakan, perakitan, atau transportasi yang terkait
dengan software. Sebaliknya, proses pengembangannya lebih menekankan pada
desain, implementasi logis, dan pengujian.
2. Sifat yang Fleksibel dan Berubah-ubah
Software sering kali harus disesuaikan, dimodifikasi, atau
diperbarui setelah dirilis untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang terus
berkembang atau untuk memperbaiki bug. Rekayasa perangkat lunak melibatkan
pendekatan sistematis untuk memastikan fleksibilitas ini tanpa mengorbankan
kualitas.
3. Tidak Ada Keusangan Material
Tidak seperti produk manufaktur yang materialnya dapat aus
atau rusak, software tidak mengalami keusangan fisik. Namun, software bisa
menjadi "usang" jika tidak memenuhi kebutuhan teknologi atau bisnis
yang terus berubah, yang membutuhkan pendekatan rekayasa untuk pemeliharaan.
4. Kompleksitas dan Abstraksi Tinggi
Pengembangan software sering kali melibatkan pemodelan
sistem yang kompleks, algoritma, dan arsitektur. Rekayasa software memberikan
metodologi dan alat untuk menangani kompleksitas ini, seperti desain
modular, rekayasa sistem, dan pengujian otomatisasi.
5. Proses Iteratif dan Evolusi
Dalam manufaktur tradisional, produk umumnya dirancang,
diproduksi, dan didistribusikan dalam proses linier. Sebaliknya, software
sering dikembangkan secara iteratif melalui pendekatan seperti Agile atau DevOps,
memungkinkan pembaruan dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan umpan balik
pengguna.
6. Kebutuhan untuk Kualitas dan Keandalan
Kesalahan dalam software dapat memiliki dampak yang jauh
lebih besar dibandingkan produk fisik, karena software sering kali menjadi inti
dari sistem kritis (misalnya, sistem keuangan, kesehatan, atau penerbangan).
Rekayasa software memastikan penggunaan teknik untuk meningkatkan keandalan,
seperti analisis risiko, pengujian menyeluruh, dan validasi.
7. Reproduksi yang Hampir Gratis
Setelah software selesai dikembangkan, mendistribusikannya
ke pengguna lain hanya membutuhkan salinan digital yang dapat dibuat dengan
biaya mendekati nol. Tidak ada proses manufaktur tambahan yang signifikan
seperti dalam produk fisik.
Analogi: Rekayasa vs. Manufaktur
- Manufaktur lebih
cocok untuk produk fisik dengan sifat berulang dan proses produksi yang
dapat distandardisasi.
- Rekayasa lebih
cocok untuk menciptakan solusi yang unik, kompleks, dan membutuhkan
inovasi serta pengembangan logis yang mendalam.
Oleh karena itu, software dikembangkan melalui rekayasa
karena pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas, kualitas, dan skalabilitas
yang dibutuhkan dalam ekosistem teknologi modern.
Komentar
Posting Komentar